Orang yang ke psikolog itu bermasalah! (yakin?)

"sorry, gue ada janji sama psikolog minggu ini"

respon I: "tu anak otaknya ada masalah deh, psikolog mulu"
respon II: "lu stress ya?"
respon III: "lu lagi ada masalah yaa?"
respon IV: "mendekati gila kek nya ni anak"
respon IV: "oh, yaudah"

Tidak sedikit dari kita yang masih menganggap datang dan berkonsultasi dengan psikolog hanya untuk orang-orang yang bermasalah secara mental, depresi, stress, atau ganguan psikis lainnya. mungkin memang masih belum lumrah hal-hal seperti ini untuk menjadi kebiasaan. aku Wanura, 23 tahun, akhir-akhir ini memang sering berkonsultasi ke psikolog. aku bukan orang yang asing dengan psikolog. ilmu mengenai psikologi sudah menarik minat ku sejak sekolah dasar.

Aku baru mulai berkonsultasi dengan psikolog sejak SMP, masih dengan psikolog sekolah atau biasa kita sebut guru BK (Bimbingan Konseling). bukan hal yang aneh menurutku, jika datang ke psikolog berarti bermasalah secara mental/Psychic problem. karena memang terbiasa, anak-anak yang di panggil untuk menemui guru BK biasanya memang siswa yang memiliki karakter sikapnya sendiri.

masa SMP menjadi masa emas ku sendiri, disini banyak hal yang aku pelajari. aku murid pindahan, dari Bandung, ke Tanjung Pandan, Belitung, banyak yang harus aku sesuaikan. kebudayaan, bahasa, ditambah, Belitung adalah daerah yang multi etnis, dimana melayu, cina, suku bugis, dan suku pendatang lainnya dengan berbagai latar belakang agama dan kepercayaan leluhur dan cuaca yang panas membuat aku wajib menyesuaikan diri dengan keadaan disana.

julukan "orang kota" pernah dilabelkan pada ku. karena aku masih belum fasih dengan bahasa sana. sedikit risih, karena dengan hal ini, aku aga sulit bersosialisasi. bersyukur, dengan karakterku yang memang tidak kaku, aku mudah berteman dan bersahabat. prestasiku saat itu melejit diatas teman-temanku, bahkan sahabat-sahabatku, sontak mereka menjauh, sulit. karena untuk menjadi biasa, sepertinya aku harus membunuh karakterku, dan untuk menjadi aku, aku harus kehilangan teman. sampai akhirnya, pergaulanku ter-sortir dengan anak-anak yang memang sejenis dengan ku. sekolah-perpus-ekstra kulikuler-laboratorium.

aku sering datang ke ruang BK ketika waktu istirahat. banyak ilmu yang aku dapat disini, meski sekarang aku hampir lupa, apa saja yang pernah aku sharing-kan disana, tapi aku tahu, itu bermakna pada preastasiku kala itu.

masa SMA, guru BK masih menjadi favorite ku. disini aku banyak berlatih pengenalan diri dan karakter. terdeteksi IQ 133 kala itu, dan semakin mengenal lagi dikala perguruan tinggi, aku aktif di organisasi mahasiswa nasional yang membuat aku semakin lagi mengenal karakter aku terutama dalam bidang kepribadian, self management dan karakter kepemimpinan. terdeteksi karakter ENTP dan gabungan Koleris-Sanuinis sebagai karakter ku. dan mengenal metode S.W.O.T untuk diri sendiri.

mengenal diri secara pribadi, mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan tantangan yang mungkin pada diri kita membuat kita menjadi lebih paham bagaimana memilih jalan. so, tidak ada kata "salah jurusan", "baru nyadar, kalo pashion gue ga disini", dan kata-kata lainnya yang tidak menggambarkan pengenalan diri.

berkonsultasi akan masalah kita kepada psikolog juga bisa menjadi hal yang sangat baik. dia akan memahami apa yang kamu butuhkan, dan memberikan solusi yang sesuai dengan yang kamu butuhkan secara profesional. kamu bisa seterbuka mungkin pada psikolog, dan dia akan netral terhadap kamu. sama hal nya dengan bercarita kepada sahabat, hanya saja, we're never know who is he on the future.

so, mau menekankan, bahwa, psikolog ada, bukan hanya untuk orang yang bermasalah secara psikis, salah satu keahlian psikolog memang menangani setiap orang yang bermasalah secara psikis, tidak hanya itu, psikolog juga membantu kamu mengenali siapa kamu.









Comments

Popular posts from this blog

KTM BARU!

Organisasi Hebat Ismakes